0
Language
Currency

Pesona Masa Lalu & Kekinian Candi Gedong Songo

travelingyuk.com

Kabupaten Semarang punya objek wisata yang bisa menghadirkan suasana kekinian sekaligus masa lalu. Modernitas sekaligus nuansa kuno berabad-abad lalu.

Jika situasi sudah memungkinkan untuk melakukan traveling, cobalah datang ke Candi Gedong Songo yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


Udara sejuk bakal membuat paru-paru mengembang sempurna. Menikmati kemegahan Candi Gedong Songo dari atas kuda serasa diajak menelusuri kembali masa kejayaan kerajaan-kerajaan di Nusantara

Ayanaz

Sebelum menikmati kejayaan Nusantara di masa lampau, pengunjung akan disuguhi balon-balon udara yang menghiasi langit biru.Tak jauh dari pintu masuk, ada Ayanaz yang berada di ketinggian tebing, sehingga bisa memandang lepas keindahan alam di lembah sekitarnya.


Foto: Lintang Rowe

Ayanaz menawarkan spot-spot unik untuk berfoto dan selfie. Ada tempat beristirahat unik berbentuk rumah-rumah balon bening yang cantik dan menebarkan nuansa modern di tengah hijau alam.


Foto: Lintang Rowe

Ada juga kolam kering untuk berswa foto yang dikelilingi air dan berlatar lembah hijau. Di beberapa titik terdapat balon udara menjulang di angkasa. Ayanaz jadi pembuka nuansa kekinian sebelum memasuki keindahan alam yang sesungguhnya, beberapa komplek candi peninggalan berabad-abad lalu.



 


Kejayaan Nusantara

Menikmati alam dari atas kuda tunggang yang menelusuri jalan setapak sungguh menakjubkan. Perjalanan dikelilingi pemandangan alam hijau, pegunungan, dan kemegahan candi. Rasanya dibawa mesin waktu menjelajahi kembali kejayaan kerajaan-kerajaan Nusantara lewat alam dan bangunan candi yang diperkirakan dibangun abad ke 7 dan 8 masehi.

Pemandu kami menjelaskan bahwa nama Candi Gedong Songo didapat karena ada 9 kawasan candi. Masing-masing kawasan memiliki 1 hingga 5 bangunan candi. Kawasan candi 1-5 bisa dijelajahi, tiga lainnya ada di dalam hutan, sehingga perlu pemandu khusus dari Perhutani.

Kami menikmati pemandangan luar biasa di sepanjang perjalanan dan setiap perhentian kawasan candi. Di candi keempat, pemandu kami berkisah bahwa sekelompok peneliti bioenergi dari luar negeri pernah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti energi di Candi Gedong Songo.

Hasilnya, area candi keempat disebut-sebut merupakan pusat energi yang alirannya jauh lebih kuat dibandingkan di Tibet. Itu sebabnya, area candi keempat cocok dijadikan tempat melakukan aktivitas yoga, meditasi, dan sejenisnya.

                    

Foto: Lintang Rowe

Mendengar cerita itu, kami memutuskan berhenti lebih lama untuk menikmati kesejukan dan kesegaran udara, sebelum akhirnya berjalan kaki ke kawasan candi kelima, atau area terakhir yang bisa dikunjungi di luar belantara hutan.

Dalam perjalanan pulang, kami mampir ke beberapa tempat termasuk untuk menikmati pemandangan. Termasuk di antaranya mata air yang konon airnya berkhasiat untuk kesehatan dan bisa membuat awet muda.

Dari pusat kota Semarang Candi Gedong Songo bisa ditempuh dalam waktu 45 menit hingga 1 jam menggunakan kendaraan pribadi. Moda transportasi ini memang disarankan, supaya pengunjung bisa bebas mampir ke beberapa objek wisata di sepanjang jalur menuju Gedong Songo.

Sebagai informasi, tiket masuk Candi Gedong Songo Rp10 ribu/orang. Tiket masuk Ayanaz Rp20 ribu/orang. Beberapa spot cantik di dalam areal Ayanaz dikenai biaya sendiri, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp40 ribu untuk rombongan.

Biaya berkuda bervariasi dan harga tercantum jelas. Sebagai gambaran, paket mengelilingi Candi Gedong Songo Rp100 ribu/orang. Jika berat badan antara 70 kg hingga 90 kg, harga menjadi Rp120.000. Berat badan 90 kg sampai 100 kg Rp150 ribu. Untuk wisatawan mancanegara pukul rata Rp150 ribu.

Ada juga paket berkuda hanya ke satu kawasan candi. Semisal, berkuda pulang pergi ke candi 1 dihargai Rp50.000. Berkuda ke candi dua pulang pergi Rp70 ribu.

Selain itu, pengelola Candi Gedong Songo juga menyediakan banyak areal camping dengan biaya terjangkau. Ada juga penginapan di dalam kawasan yang dikelola Perhutani.

sumber:https://travelstory.id/pesona-masa-lalu-kekinian-candi-gedong-songo/