0
Language
Currency

Pendakian Gede Pangrango Dibuka Kembali

arahdestinasi.com

Pendakian Gede Pangrango Dibuka Kembali

ARAHDESTINASI.COM: Pendakian Gunung Gede Pangrango kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan baru.

Pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, membuka kembali pendakian setelah delapan bulan ditutup untuk pemulihan dan antisipasi selama pandemi COVID-19.

"Mulai hari ini, pendakian ke puncak Gunung Gede-Pangrango kembali dibuka normal dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Pendaki juga diminta membawa surat keterangan sehat sebelum diizinkan mendaki," kata Humas TNGGP Poppy Oktadiani seperti dilansir Antara.

Calon pendaki juga harus membawa peralatan yang hanya digunakan untuk sendiri tidak secara berkelompok untuk menghindari penyebaran virus berbahaya termasuk Corona.

TNGGP melarang calon pendaki yang kondisi kesehatannya terganggu seperti flu dan batuk, untuk melanjutkan pendakian dan menyarankan mereka untuk memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan terdekat.

"Kami juga membatasi jumlah pendaki yang biasanya 1.300 orang per hari, saat ini hanya 600 orang per hari, sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 agar tidak terjadi kerumunan pendaki di sejumlah titik peristirahatan hingga puncak gunung," terang Poppy. 

Ia menambahkan dengan dibukanya kembali pendakian ke Gunung Gede-Pangrango diharapkan dapat mengembalikan perekonomian di sektor pariwisata di kawasan Cianjur terutama di lokasi TNGGP dan Kebun Raya Cibodas sebagai tempat memulihkan kondisi psikologis masyarakat, khususnya pendaki setelah pembatasan yang diberlakukan.

"Harapan kami semua kembali bangkit seiring dibukanya pendakian yang sempat ditutup selama 8 bulan. Mudah-mudahan ini akan menghidupkan kembali perekonomian disekitar serta peningkatan pendapatan dari sektor pajak untuk pemerintah," katanya.

Pihak taman nasional mengimbau agar para pendaki memperhatikan kebersihan jalur hingga puncak gunung. Mereka juga diminta untuk membawa turun sampah, karena selama 4 hari masa percobaan sampah yang ditinggalkan pendaki terlihat menumpuk di sejumlah titik.

"Kami sudah mengimbau pendaki untuk tidak membuang sampah di TNGGP. Saat turun sampah yang dihasilkan dari makanan dan minuman untuk dibawa kembali turun, sehingga kelestarian dan kebersihan di taman nasional tetap terjaga,” ujar Poppy. (*)